Wednesday, November 21, 2012

Penuhi Takdir Terbaikmu


Di-copy paste dari gurami.

Kelebihan orang berpikir yang beriman adalah bagaimana ia mampu memanfaatkan potensi dirinya untuk keutamaan sesama dan memaksimalkan kesabarannya ketika menghadapi ujian.”

Tuhan menciptakan manusia untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan, bukan untuk meraih kegagalan. Untuk itu manusia dianugerahi berbagai potensi luar biasa yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Pertanyaannya, kalau sukses adalah fitrah kita mengapa kenyataannya masih banyak manusia yang hidup dalam berbagai kesulitan ? Mengapa banyak yang hidup jauh dari apa yang disebut dengan kesuksesan dan kemuliaan ? Bukankah seharusnya hidup kita serba berkelimpahan, serba berkecukupan, penuh kemudahan, kebahagiaan dan hidup mulia? Tetapi mengapa kenyataannya tidak selalu demikian?

Mohon dipahami bahwa fitrah manusia merupakan pemberian khusus Allah kepada setiap manusia yang menyertai proses kelahirannya di dunia. Fitrah ini merupakan unsur “lahut” atau ke-Tuhanan yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Namun, dalam perjalanan hidupnya sehari-hari, banyak manusia yang berjalan menjauhi fitrahnya sebagai sebaik-baik makhluk ciptaan-Nya. Mereka mengotori sendiri unsur ke-Tuhanan atau “lahut” yang mahasuci itu, melalui berbagai perbuatannya sendiri yang menyimpang dari syariat yang ditetapkan Tuhan. Itulah mengapa banyak manusia yang semakin jauh dari fitrahnya.

Bagaimana agar kita dapat meraih kembali hak “illahiah” kita sebagai sebaik-baik makhluk ciptaan-Nya ? Kuncinya adalah kembali pada jati diri kita yang fitri dan suci. Kembali pada kesadaran akan fitrah kita sebagai makhluk spiritual murni yang suci akan mendorong kita untuk terus beramal saleh dan mendatangkan sikap hidup yang aman dan amanah.

Kita perlu memahami bahwa insan sukses mulia adalah mereka yang dapat memberdayakan segenap potensi kecerdasan yang ada dalam dirinya secara seimbang. Yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan kekuatan fisiknya yang sempurna. Dengan kembali kepada fitrah secara individual-personal, kita dapat meningkatkan berbagai kecerdasan yang ada dalam diri kita dan memberdayakannya untuk meningkatkan hubungan kita dengan Allah Swt atau “habl min Allah” dan hubungan kita dengan sesama atau “habl min al-nas”. Inilah prinsip keseimbangan hidup yang dapat melahirkan pribadi unggul dan beriman dalam kehidupan.

”Tuhan telah menganugerahkan mukjizat luar biasa dalam diri kita. Maka kenali dan temukanlah cara-cara untuk mengembangkan mukjizat dalam diri kita agar menjadi keunggulan dalam kehidupan.”

Kebermaknaan hidup kita bukan diukur dari apa yang kita dapatkan, melainkan nilai hidup kita diukur dari sejauh mana kita mampu mengembangkan potensi kemampuan diri untuk memberikan manfaat bagi sesama kehidupan. Sebagaimana dinasihatkan Rasulullah SAW dalam salah satu hadits, “Khairunnas anfa’uhum linnas” atau “sebaik-baik di antaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain”. Maka lebih baik bercita-citalah yang tinggi dan berpikiran maju, karena setiap langkah kita di muka bumi ini haruslah langkah-langkah bagi kemajuan dan kesejahteraan.

Penuhi takdir terbaik kita sebagai sebaik-baik makhluk ciptaan-Nya. Landasi dengan niat yang lurus dan cara yang sesuai dengan tuntunan-Nya. Jika ini yang kita lakukan, yakinlah pada akhirnya setiap aktivitas kehidupan kita akan mendekatkan kita menjadi orang-orang pilihan dalam pandangan-Nya. Lebih lengkapnya, temukan inspirasinya dalam buku Life Balance Ways, karya Eko Jalu Santoso yang diterbitkan Elex Media Komputindo. Salam Mulia !!!

No comments:

Post a Comment